|

Purnawirawan TNI-Polri hingga Akademisi Kaji 25 Tahun Implementasi Pancasila, Ini Tujuannya

KARAWANG, 14 Juli 2024

Forum Komunikasi Purnawirawan TNI-Polri bekerja sama dengan sejumlah praktisi akademisi di berbagai wilayah di Indonesia menelaah 25 tahun implementasi Pancasila di era reformasi.

Evaluasi itu didasari masifnya kekeliruan terhadap nilai-nilai dan norma-norma serta dasar negara Pancasila yang menjadi ciri dan karakter bangsa Indonesia.

Letjen TNI (Purn), Bambang Darmono selaku inisiator kegiatan tersebut menyebutkan, kajian untuk mengevaluasi implementasi pancasila ini bekerja sama dengan sejumlah universitas ternama di berbagai wilayah.

Di antaranya dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sam Ratulangi Manado, IPB, Universitas Papua, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang hingga banyak lagi lainnya.

Melalui kerjasama ini, pihaknya bersama kampus menggelar diskusi kelompok terfokus (FGD) hingga lima putaran. Saat ini telah memasuki putaran ke 3, dan terselenggara di Kampus UBP Karawang.

“Semua dateng dari 26 Provinsi, hari ini 125 kampus yang ikut (secara online dan offline). Mereka berhak mewakili Indonesia,” ujarnya kepada wartawan pada Sabtu, 13 Juli 2024.

Ia menerangkan, setelah satu generasi atau 25 tahun lebih bangsa Indonesia menjalankan reformasi.  Sudah seharusnya, bangsa Indonesia menyadari pentingnya sebuah evaluasi terhadap implementasi Pancasila.

“Untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur tentu banyak pencapaian yang didapatkan. Tetapi, juga banyak hal yang menyesakkan nafas dan batin kita sebagai warga negara Indonesia,” terangnya.

Telaah atau evaluasi ini, lanjut dia, tentu berkaitan dengan langkah dan tindakan apa yang harus dilakukan kedepan.

Khususnya, agar kita semua tidak berputar-putar di belantara kesalahan dan kekeliruan akibat nilai-nilai dan norma-norma serta dasar negara Pancasila yang menjadi ciri dan karakter bangsa Indonesia.

“Apakah selama ini, Pancasila telah dilaksanakan dan mewarnai kehidupan di Indonesia atau tidak? Evaluasi ini perlu dilakukan, 1 generasi sudah cukup untuk kita melakukan evaluasi hal-hal yang patut kita evaluasi,” katanya.

Oleh karenanya, melalui FGD ini Purnawirawan TNI-POLRI bersama akademisi bekerjasama untuk mendiskusikan dan mencari jalan keluar bagi permasalahan-permasalahan yang ada.

“Untuk inilah kita membangun pemikiran bersama melalui FGD. Hingga saat ini solusi terbaiknya adalah kaji ulang perubahan UUD 1945 bukan amandemen sebagaimana diskursus yang belakangan ini mencuat ke permukaan,” terangnya.

“Semoga Tuhan menyertai pengabdian bangsa Indonesia khususnya teman-teman yang hari ini merelakan keluarganya untuk memikirkan kebaikan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai,” tutupnya. (*)

Sumber : TVbERiTA.co.id

Similar Posts