|

Cerita Mahasiswa UBP Karawang Ikuti Student Exchange ke Thailand, Banyak Belajar Budaya dan Tradisi Baru

Tujuh mahasiswa UBP Karawang mengikuti program Student Exchange di Thailand.

KARAWANG – Sekitar tujuh mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang berkesempatan belajar di Thailand melalui program kerjasama pertukaran pelajar (student exchange) antara UBP dan University of Technology Krungthep, Thailand.

Program student exchange sendiri diketahui menjadi bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UBP Karawang.

Mereka yang berangkat terdiri dari satu mahasiswa Fakultas Farmasi dan enam orang dari Fakultas Psikologi. Ketujuh mahasiswa ini terbang ke Thailand sejak 20 November 2023 lalu, dan mengikuti International College di Thailand selama 28 hari.

Salah seorang mahasiswa terpilih dari Fakultas Farmasi, Tiara Maharani Angeline menceritakan, banyak hal baru yang didapat selama ia dan keenam kawannya berada di Thailand.

Dari budaya akademik misalnya, di Thailand mereka diwajibkan memakai seragam rapi hitam putih selayaknya sekolah menengah di Indonesia. Interaksi dalam kelas pun begitu hidup, karena mahasiswa luar tidak hanya dari Indonesia, ada dari China, Korea, Nepal bahkan Iran.

“Dosennya sangat menarik memberikan pembelajaran, kita juga dapet manfaat banyak relasi karena ada banyak mahasiswa luar selain dari kita,” seru Tiara kepada tvberita.co.id, Kamis, 7 Desember 2023.

Kemudian, lanjut dia, mereka banyak belajar mengenai prilaku dan gaya hidup warga setempat yang dinilainya amat menjunjung tradisi dan budaya.

Suasana perkuliahan di University of Technology Krungthep, Thailand yang diikuti 7 mahasiswa UBP Karawang.

“Banyak perayaan akhir tahun bagi penduduk setempat di sini. Seperti waktu semalam, ada acara Loy Krathong. Upacara ini ditandai dengan upacara besar dan kuil-kuil yang dipenuhi lampu. Jadi tradisinya di sini masih sangat kental,” katanya.

Infrastruktur lebih maju

Mahasiswa lainnya dari Fakultas Psikologi, Bella Fitria menambahkan, secara infrastruktur, negara yang dikenal sebagai negeri Gajah Putih ini jauh lebih maju jika dibandingkan dengan Indonesia. Hal itu dia lihat dari moda transportasi maupun fasilitas publik yang disediakan.

“Contohnya fasilitas untuk disabilitas sendiri mereka sudah prepare, tidak menyulitkan mahasiswa ataupun turis,” katanya.

Meskipun banyak hal menarik dan unik, namun ada juga tantangan yang dihadapi Bella dan kawan-kawan, terutama dari segi bahasa.

Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional masih sangat minim di Thailand. Sehingga cukup menyulitkan mereka beraktivitas di sana. “Warga lokal di sini sulit diajak berkomunikasi memakai bahasa inggris, jadi kita lebih seringnya menggunakan bahasa tubuh. Apalagi nyari makanan halal di sini cukup sulit,” urainya.

Dia berujar, sepulang dari Thailand, tentu ada tugas yang menanti. Mereka diharuskan membuat jurnal publikasi nasional, dan internasional.

Jurnal tersebut menjadi sebagian tahapan mereka menghadapi tugas akhir untuk mendapat gelar sarjana.

Selain itu, Bella juga memberikan apresiasi terhadap kampus yang mendukung mulai dari keberangkatan sampai tibanya mereka di Thailand.

“Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak kampus yang memberi kesempatan untuk belajar di luar negeri. Karena saat keberangkatan, kami juga didampingi pihak kampus buat bener-bener mastiin kita aman sampai Thailand, baru setelah itu mereka pulang,” tutupnya. (*)

Sumber : tvberita.co.id

Similar Posts